Survival api adalah seni membuat api dari berbagai macam alat atau bahan yang sederhana. Dengan mempelajari survival api kita bisa mengolah hasil survival makanan kita untuk direbus atau digoreng. Kita juga bisa menghangatkan tubuh kita dengan memanfaatkan pancaran panas yang keluar dari api yang kita buat. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya.
Untuk menyalakan api ketiga unsur segitiga api harus terpenuhi. Sedangkan caranya ada yang modern sampai sederhana. Untuk yang menggunakan peralatan modern tentunya akan lebih mudah tetapi bila menggunakan cara primitif akan menguras tenaga dan waktu. Pada materi ini kita akan mengulas beberapa cara membuat api dengan bahan dan alat yang sederhana.
CARA MEMBUAT API
1. Mengumpulkan Fokus Cahaya
Alat yang digunakan pada metode ini adalah cermin atau kaca pembesar. Dengan memanfaatkan sinar matahari yang dipantulkan oleh cermin atau diteruskan oleh kaca pembesar, kita cari fokus cahayanya. Tempatkan bahan bakar berupa kertas, plastik atau serbuk kayu tepat di fokus cahaya. Kita harus sedikit bersabar ketika menggunakan cara ini karena memiliki ketergantungan dari intensitas cahaya matahari. Apabila kita sedang tidak membawa cermin atau kaca pembesar kita bisa menggunakan air yang ditempatkan pada plastik atau botol yang transparan.
2. Fire Plow Method
Prinsip dasar dari cara ini adalah menggesekkan kayu keras ke kayu yang lebih lunak sebagai alas. Buat cekungan yang panjang pada kayu lunak, gesekkan kayu keras naik turun di cekungan tersebut secara terus menerus. Gesekan tersebut akan menghasilkan serbuk kayu sebagai pemancing dan panas. Gerakan ini lambat laun akan menghasilkan asap kemudian api.
3. Flint and Stell
Metode percikan langsung ini merupakan metode yang paling mudah dari metode primitif untuk digunakan. Metode batu api dan metode steel ini yang paling dapat dipercaya untuk metode percikan langsung. Benturkan batu api atau benda lain yang keras, tajam-batu karang dengan baja karbon (stainless stell tidak menghasilakan percikan yang bagus). Metode ini memerlukan kelenturan pergelangan tangan dan latihan. Saat percikan ditangkap oleh tinder, tiuplah pelan-pelan, percikan akan menyebar dan terbakar.
Kita juga bisa memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.
4. Busur dan Drill
Tehnik pengapian dengan memakai busur dan drill in simple, kita harus terus berusaha dan gigih untuk menghasilkan suatu api. Anda akan memerlukan beberapa materi dalam menggunakan metode ini, yaitu:
· Socket : Socket ini adalah suatu pegangan yang terbuat dari kayu atau tulang yang diberikan lubang untuk menahan dan menekan drill.
· Drill : Drill haruslah lurus, dari kayu yang keras dengan diameter 2cm dan panjang 25cm. Ujung atasnya bulat rata dan ujung bawahnya dibuat mengecil pada ujungnya dan tumpul.
· Fire Board : Ukurannya terserah anda, merupakan kayu lunak dengan tebal kira-kira 2,5cm dan lebar 10cm lebih dianjurkan. Potonglah kedalam kira-kira 2cm dari tepi suatu sisinya dan pada bagian bawahnya, buatlah potongan V yang dipotong dari permukaan bawahnya untuk tekanan.
· Bow : Bow atau busur adalah suatu tongkat yang terbuat dari kayu muda (hijau) dengan diameter 2,5cm dan lengkap dengan benangnya. Tipe kayunya tidaklah penting. Tali busurnya bisa memakai jenis pengikat apapun. Ikatlah ujung busur yang satu dan lainnya dan jangan sampai kendur.
5. Hand Drill
Caranya hampir sama dengan Bow drill namun hand drill tidak menggunakan busur sebagai alat untuk memutarkan kayu. Cara ini tentu lebih menguras tenaga karena tanpa bantuan alat kecuali 2 batang kayu yang akan digunakan sebagai sumber api.6. Fire Thong
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.
No comments:
Post a Comment