Thursday, March 3, 2016

ALTITUDE MOUNTAIN SICKNESS (AMS)



Pada aktivitas pendakian tidak sedikit orang yang sangat bersemangat untuk menggapai puncak gunung yang sedang didaki. Mereka melakukan perjalanan dengan cepat atau kebut puncak dan sebagian bangga karena bisa sampai puncak dengan cepat. Tetapi hal ini sebenarnya tidak baik dan tidak dianjurkan untuk para pendaki. Karena kondisi lingkungan sekitar kita berbeda dengan kondisi lingkungan di gunung.
Penyesuaian diri dengan suatu ketinggian sangatlah penting agar kita terhindar dari penyakit gunung / altitude mountain sickness, yang biasa disingkat AMS. Altitude mountain sickness (AMS) adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak mampu beradaptasi dengan suatu lingkungan yang disebabkan oleh perbedaan ketinggian. Pada kondisi yang parah AMS dapat mengakibatkan korban jiwa. Penyakit ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut.


PENYEBAB ALTITUDE MOUNTAIN SICKNESS (AMS)


1.    Perbedaan ketinggian

            Perbedaan ketinggian ini mempengaruhi tekanan udara dan kadar oksigen. Semakin tinggi suatu gunung maka semakin rendah tekanan udaranya dan semakin tipis kadar oksigennya. Kemungkinan kita terserang AMS semakin besar beriringan dengan ketinggan pendakian yang kita lakukan. Biasanya kita akan mengalami gejala AMS pada ketinggian antara 2000 – 2500 MDPL (meter diatas permukaan laut).

2.    Ketahanan tubuh

Semua pendaki memiliki resiko terserang penyakit ini, terutama pada pendaki yang memiliki ketahanan tubuh yang rendah. Ketahanan tubuhlah yang mempengaruhi seorang pendaki mengalami gejala – gejala AMS. Gejala – gejala tersebut akan muncul pada ketinggian tertentu berdasarkan ketahanan tubuh seorang pendaki sehingga akan berbeda pada setiap pendaki.

3.    Waktu/Lama Pendakian

Seperti yang kita singgung di awal artikel ini pendakian yang terlalu cepat tidak baik dan tidak dianjurkan karena tubuh kita memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Semakin cepat kita melakukan pendakian, perbedaan kondisi tubuh yang kita alami akan semakin besar dan dapat mengakibatkan organ tubuh kita bekerja jauh lebih berat dari biasanya, bisa berakibat fatal.


GEJALA – GEJALA AMS

            Seringkali para pendaki yang kurang memiliki pengetahuan tentang bahaya – bahaya yang dapat terjadi ketika melakukan pendakia mengabaikan gejala – gejala ringan yang muncul. Para pendaki yang kurang memiliki pengetahuan tersebut beranggapan hanya gejala – gejala penyakit yang biasa terjadi ketika di rumah. Tetapi gejala – gejala tersebut sebenarnya berbeda dengan yang biasa kita alami di rumah. Karena hal ini disebabkan kurangnya adaptasi tubuh dengan lingkungan. Berikut ini adalah beberapa gejala ringan yang muncul ketika kita terserang AMS.

GEJALA – GEJALA AMS RINGAN


• Sulit tidur
• Pusing tak tertahankan
• Kelelahan
• Hilang nafsu makan
• Muntah-muntah
• Peningkatan detak jantung
• Nafas pendek atau terengah-engah



Apabila kita mulai mengalami gejala – gejala seperti di atas harap lebih memperhatikan diri karena apabila kita abaikan akan menjadi lebih buruk lagi. Akan timbul gejala – gejala AMS tingkat lanjut seperti berikut ini :

GEJALA – GEJALA AMS TINGKAT LANJUT



  Warna kulit menjadi kebiruan

  Sulit bernafas

  Merasa bingung atau kacau

  Batuk-batuk

  Batuk darah

  Penurunan kesadaran dan kondisi tubuh

  Pucat

  Tidak dapat berjalan lurus

  Nafas tersenggal

  Lemas sampai tidak bisa menggerakkan anggota badan

  Pandangan gelap



            Perhatikanlah kondisi tubuh kita saat melakukan pendakian, apabila muncul gejala – gejala seperti diatas segeralah untuk menanganinya. Apabila kita terlambat menangani AMS dapat mempengaruhi sistem saraf, paru-paru, otot hingga jantung bahkan dapat berakibat fatal/kematian. Untuk cara mencegah dan menangani AMS akan kita bahas pada materi selanjutnya.



Download artikel ini :

http://sh.st/TmMgn
 

No comments:

Post a Comment